Halaqah 31 ~ Landasan Kedua Ma’rifatu Dīnil Islam Bil Adillah: Tafsir Syahadat Lailah Illallah | HSI BA

📘 Silsilah Ilmiyyah Belajar Aqidah
🔊 Halaqah 31 ~ Landasan Kedua Ma’rifatu Dīnil Islam Bil Adillah: Tafsir Syahadat Lailah Illallah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Kemudian beliau menetapkan Firman Allah ajja wa Jalla yang menjelaskan tentang makna Kalimat Laillaha Illah,
Beliau mengatakan

وتفسيرها الذي يوضحها، قوله تعالى

Dan tafsir penjelasan dari kalimat Laillaha Illah (yg menjelaskan ttg kalimat Laillaha Illah)

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِّمَّا تَعْبُدُونَ
إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ


Dan ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya &juga kaumnya sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah kecuali yang telah menciptakan aku.

Ini adalah mentafsirkan ayat dengan ayat karena kalimat Laillaha Illah yang pertama dikandung didalam Firman Allah surat

شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ

Ternyata makna ini juga ditafsirkan /dijelaskan juga oleh ayat yang lain, berarti ini termasuk juga mentafsrikan ayat dengan ayat.

Ucapan beliau _inna libarou mimata’budun_
Disini ada Nafis, sebagaimana Allah menafikan didalam ayat yang pertama nafian, maka disini Ibrahim juga nafian(beliau juga menafikan),

نافيا جميع ما يعبد من دون الله

إِنَّنِي بَرَاءٌ مِّمَّا تَعْبُدُونَ

 
Aku berlepas diri (aku menafikan/aku tidak percaya) dari apa yang kalian sembah.

Ini menafikan sebagaimana Allah Subhanahu wa Taala juga menafikan

إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ

Kecuali Dzat Yang Telah Menciptakan aku, – فَطَر – artinya adalah mencipta,

إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي

Ini berarti Isbat, ini menetapkan sebagaimana Allah menetapkan didalam kalimat – إلا هو – إلله- maka Ibrahim Juga mengatakan – إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي – disebutkan Fathoroni, isyarat bahwasanya Tauhid rububiyyah itu melanjutkan Tauhid Uluhiyyah , yang aku sembah yang aku tidak berlepas diri adalah yang menciptakan aku itulah yang memang berhak aku sembah , berarti yang memang berhak untuk disembah adalah Dzat Yang Telah Menciptakan.

Beliau disini menyinggung kembali ttg

لا شريك له في عبادته، كما أنه لا شريك له في ملكه
 
Mengingatkan antara hubungan Tauhid Rububiyyah dengan Tauhid al-Uluhiyyah karena disinipun dalil yang beliau sampaikan juga disitu menyinggung tentang hubungan Tauhid Rububiyyah dengan Tauhid al-Uluhiyyah.

Ini adalah tafsir dari kalimat Laillaha Illah yang diucapkan oleh Ibrohim (kholilullah). Bagaimana dengan Nabi Muhammad ﷺ al Ayat, kemudian beliau mengatakan

وقوله؛ قل يأهل الكتب تعالوا

Katakan wahai Muhammad (bagaimana beliau ﷺ )mendakwahkan kalimat Laillaha Illallah ini kepada sebagian manusia yang mereka adalah ahul kitab , inilah yang beliau dakwahkan

قل أَهْلَ الْكِتَاب
 
Katakanlah wahai Ahlul Kitab (orang² Nashoro)

ِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ

Kesinilah kalian mari kita bersepakat kepada sebuah kalimat yang sama antara kami (orang Islam)dengan kalian (orang² ahlul kitab),
Apa kalimat yang sama tersebut

أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ

Supaya kita tidak menyembah kecuali Allah saja

Disini ada Nafi juga ada Isbat – أَلَّا نَعْبُدَ – adalah Nafiun – إِلَّا اللَّهَ – adalah Isbat. Ingin menjelaskan disini tentang adanya Nafi dan Isbat didalam dakwahnya Rasulullah ﷺ, dakwahnya Ibrahim Nafi dan Isbat dan Dakwah Rasulullah ﷺ didalam kalimat yang beliau seru yang isinya kalimat Nafi dan juga isbat, – وَلَا نُشْرِكَ – dan kita tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, berarti disini menekankan kembali tentang keharusan untuk mengingkari tidak boleh kita menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, ada yang mengartikan – وَلَا نُشْرِكَ – mengingatkan mereka supaya kita tidak menyekutukan Allah dengan siapapun kalau Lana’buda illallah ini beliau ingin mengingatkan bahwasanya baik kami (orang Islam)maupun kalian (orang² Nashrani) jangan kita menyekutukan Allah dengan siapapun, kami tidak menyekutukan Allah dengan Nabi Muhammad, dan kalian jangan menyekutukan Allah dengan nabi Isa, mari kita sepakat Allah saja – وَلَا نُشْرِك به شيئا – ini berkaitan dengan Nabinya.

Kemudian beliau juga ingin mengajak mereka karena kesyirikan orang² ahlul kitab karena mereka menyekutukan Allah dengan Nabi Isa , maka beliau mengatakan – وَلَا نُشْرِك به شيئا –

ولايتخذ بعضا أربابا من دون الله

Jangan sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai sesembahan selain Allah, karena orang² Nashrani mereka menjadikan pendeta mereka sebagai sesembahan Allah

اتخذوا أحبارهم ورهبانهم أربابا من دون الله
 
Mereka menjadikan orang² ahli Ibadah diantara mereka dan orang² yang pintar/ahli ilmu diantara mereka sebagai sesembahan selain Allah.

Bagaimana mereka menjadikan pendeta juga ahli Ibadah mereka sebagai sesembahan mereka menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah (artinya ikut menghalalkan). Pendeta mengharamkan apa yang Allah halakan kemudian mereka ikut mengharamkan, itulah ibadah mereka. Yaitu mengikuti pendeta tadi didalam halal dan juga haram padahal itu bertentangan dengan hukum Allah.

Maka didalam ucapan beliau

ولايتخذ بعضنا أربابا
 
Jangan sampai sesama kita bukan Nabi, pengikut mereka menjadikan pendetanya sebagai sesembahan selain Allah, kami tidak akan menjadikan ulama kami sebagai sesembahan selain Allah, kalian juga demikian jangan menjadikan ulama sebagai arbaban mindunillah sesembahan selain Allah, cukuplah Allah saja, maka diperinci yang demikian dan intinya pada kalimat Laillahaillallah.

Berarti intinya disana ada nafi dan ada juga isbat

وَلَا یَتَّخِذَ بَعۡضُنَا بَعۡضًا أَرۡبَابࣰا مِّن دُونِ ٱللَّهِۚ فَإِن تَوَلَّوۡا۟ فَقُولُوا۟ ٱشۡهَدُوا۟ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ
 
[Qs Ali ‘Imran 64]
Apabila mereka tidak mau menerima/berpaling dari tawaran ini maka katakanlah ucapkan kepada mereka saksikanlah oleh kalian kalau kalian tidak mau menerima kalimat ini bahwaasanya kami adalah orang² yang menyerahkan diri kepada Allah.

الله تعالى أعلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang