Halaqah 28 ~ Tingkatan Dalam Agama Islam Dan Dalil Rukun Islam | HSI BA

📘 Silsilah Ilmiyyah Belajar Aqidah
🔊 Halaqah 28 ~ Tingkatan Dalam Agama Islam Dan Dalil Rukun Islam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Kemudian beliau mengatakan

وهو ثلاث مراتب
 
Dan dienuk Islam yang khusus yg dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ ini ada 3 tingkatan

الإسلام ،والإيمان ، والإحسان ، وكل مرتبة لها أركان

Islam, Iman dan juga Ihsan.

Yang dimaksud dengan Islam adalah – الأمل والضهر – amalan² yang dhohir,
Kemudian Iman adalah amalan² yang bathin.
Sedangkan Ihsan adalah puncak dari Iman dan juga Islam.

Orang yang masuk ke dalam agama Islam pertama kali & dia bershahadat (secara dhohir dia melakukan amalan² Islam), tapi kalau belum sampai kedalam hatinya keimanan hanya sekedar dhohir, maka dia tingkatan masih Islam

۞ قَالَتِ ٱلۡأَعۡرَابُ ءَامَنَّاۖ قُل لَّمۡ تُؤۡمِنُوا۟ وَلَـٰكِن قُولُوۤا۟ أَسۡلَمۡنَا…
 
[QS Al-Hujurat 14]
Orang² arab (baduy) mereka mengatakan – ءامنا -padahal mereka baru masuk Islam, tingkat kwalitas keislaman nya masih dasar, tapi ,mereka mengatakan – ءامنا – kami beriman – قُل لَّمۡ تُؤۡمِنُوا۟ – kalian belum beriman maksudnya adalah belum masuk keimanan itu benar² kedalam hati kalian tapi dhohir kalian sudah Islam(sudah mau bershahadat, sudah mau melakukan shalat) – وَلَـٰكِن قُولُوۤا۟ أسلمنا – akan tetapi ucapkanlah yang lebih tepat adalah أسلمنا kami menyerahkan diri

.. وَلَمَّا یَدۡخُلِ ٱلۡإِیمَـٰنُ فِی قُلُوبِكُمۡۖ

Dan belum masuk keimanan ini kedalam hati² kalian maksudnya adalah keimanan yang sempurna adapun Iman yang merupakan dasar & juga pondasi seperti beriman kepada Allah, beriman kepada Rasul, beriman kepada hari Akhir dan mereka memiliki kadar yg minimal, maka tentunya itu sudah ada didalam hati mereka yaitu rukun Iman yg 6 dan didalamnya ada kadar yg minimal yang harus dimiliki oleh seseorang didalam rukun Iman . Misalnya ,meyakini bahwasanya Allah yang memiliki rububiah Dia-lah yang Menciptakan (misalnya) harus ada didalam hati, meyakini hanya Allah satu²nya yg disembah, meyakini bahwasanya Allah itu ada, meyakini bahwasanya Allah itu memiliki nama² dan juga sifat (itu harus ada), bukan berarti ,mereka melakukan shalat kemudian mereka tidak ada rukun Iman dalam hatinya. Rukun enam yang merupakan pondasi ada didalam hati ,cuma yg lebih dari itu kadar yang lebih dari hanya sekedar kadar yg Iman ini belum mereka miliki , belum masuk keimanan kedalam hati mereka,

وَلَمَّا یَدۡخُلِ ٱلۡإِیمَـٰنُ فِی قُلُوبِكُم

Kalau itu sudah membaik kadar yang tambahan itu masuk sedikit demi sedikit didalam diri mereka barulah mereka naik tingkatannya menjadi seorang yang Mukmin.

Berarti setiap Mukmin adalah Muslim, karena dia sudah melewati tingkatan Islam, jelas amalan dhohir dia sudah terus dia jaga dan keimanan terus dia pupuk sehingga masuk dan bertambahlah keimanan kedalam hati & amalan yang dhohir terus dia jaga akhirnya dia mendapatkan predikat Islam dan juga predikat Iman berarti dia seorang muslim sekaligus Mukmin, tapi tidak semua orang yang muslim (dia menyerahkan diri dengan dhohirnya) dinamakan sebagai seorang yang beriman, belum masuk kedalam hatinya iman yang merupakan kadar iman yang tambahan bukan hanya sekedar kadar minimal,berarti – كل مؤمن مسلم وليس كل مسلم مؤمن -.

Kalau misalnya terus dia istiqomah didalam ,melakukan amalan yang dhohir, melakukan amalan yang bathin terus belajar & terus belajar, kemudian mengenal tentang muroqobatullah (mengenal lebih dalam tentang Allah) akhirnya amalan² tadi dia kerjakan dengan baik, merasa diawasi oleh Allah, amalan² bathin juga demikian dia merasa diawasi oleh Allah, semakin baik tawakalnya, semakin baik mahabahnya, semakin baik Roja & khouf nya, hingga mencapai puncak kebaikan maka dia akan berpindah tingkatan yang terakhir yg paling tinggi yaitu tingkatan Ihsan. Menunjukan bahwasanya setiap orang yang mushsin pasti dia muslim dan pasti dia Mukmin. Tapi tidak setiap orang yang Muslim dia Muhsin, Tidak setiap orang yang beriman muhsin – كل مؤمن مسلم وليس كل مسلم مؤمن -.

Kemudian beliau mengatakan -وكل مرت

بة ..اركن – dan masing² dari tingkatan ini dia memiliki rukun² dan yang dimaksud dengan rukun adalah

Bagian yang paling kuat dari sesuatu. Jadi kalau misalnya Islam, rukun Islam yang 5 ini bagian yang paling kuat dari rukun Islam ini harus ada, rukun Iman maka dia punya memiliki 6 ini adalah …(juz yang paling kuat dari sesuatu), kalau Ihsan maka dia memiliki satu bagian. Jadi masing² tingkatan ini memiliki arkan (dia adalh Juz yang paling kuat bagian yang paling kuat), jika sampai tidak ada batal keislamannya atau batal keimanannya atau batal Ihsannya, dia harus ada didalam martabat .

Kemudian beliau mengatakan – فأركان الإسلام خمسة – maka arkanul Islam / rukun Islam jumlahnya ada 5, disini disebutkan – فدليل من السنة – dalilnya bahwasanya rukun Islam ada 5 dari sunnah yaitu dari hadits maksudnya (hadits Ibn Umar)

Bahwasanya Rasulullah ﷺ

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم «بُنِيَ الإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالحَجِّ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ».
 
[Bukhari dan Muslim] dibawakan oleh Al Imam an-Nawawi didalam arbain An Nawawi hadits yang ke-3

Islam itu dibangun diatas 5 perkara (ucapan beliau dibangun diatas 5 perkara) menunjukan bahwasannya ini adalah pekara yang paling penting didalam Islam, sehingga Islam yang didalamnya banyak sekali perkara itu bisa tegak bisa terbangun jadi sebuah bangunan diatas 5 perkara. Berarti 5 perkara ini adalah perkara yang paling penting didalam agama Islam, tanpa nya maka bisa batal seseorang keislaman.

Islam dibangun 5 perkara Bersyahadat
– لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، –
dan mendirikan shalat, dan membayar Zakat dan berpuasa dibulan Ramadhan dan berhaji ke baitullah.

Kemudian beliau mengatakan

ودليل قوله تعالى
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ
وقول تعالى
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ


Sesungguhnya Agama disisi Allah (maksudnya adalah agama yang benar disisi Allah) jika disisi manusia mungkin dia mengatakan orang Nashrani mengatakan agama mereka yang benar, orang yahudi mengatakan agama mereka yang benar

وَقَالَتِ الْيَهُودُ لَيْسَتِ النَّصَارَىٰ عَلَىٰ شَيْءٍ وَقَالَتِ النَّصَارَىٰ لَيْسَتِ الْيَهُودُ عَلَىٰ شَيْءٍ
 
Masing² dari mereka menganggap agama mereka yang benar, sebagaimana orang² musyrikin masing² menyembah sesembahannya, ada yang menyembah orang sholeh, ada yang menyembah bintang, ada yang menyembah matahari dst

۞ …. وَلَا تَكُونُوا۟ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِینَ
۞ مِنَ ٱلَّذِینَ فَرَّقُوا۟ دِینَهُمۡ وَكَانُوا۟ شِیَعࣰاۖ كُلُّ حِزۡبِۭ بِمَا لَدَیۡهِمۡ فَرِحُونَ

 
[Surat Ar-Rum 31, 32]

Masing² dari kelompok orang musyrikin bangga dengan sesembahanya, dan ,menyalahkan seorang yang menyembah selainsesembahannya, orang yang menyembah Matahari menyalahkan orang yang menyembah bulan, orang yang menyembah bulan menyalahkan orang yang menyembah bintang dst.

Tapi kalau disisi Allah maka yang benar adalah agama Islam, jika kita ingin menerjemahkan sesungguhnya agama yang benar jangan menerjemahkan sesungguhnya agama yang paling benar, jika paling benar maka agama yang lain benar tapi Islam yang paling benar, makanya terjemah yang shahih mengatakan yang benar, agama yang benar disisi Allah adalah Islam adapun selainnya maka agama yang salah, benar bukan disisi Allah tapi disisi pengikutnya/ disisi pengantunya kalau disisi Allah – رب السموات والارض – yang semuanya akan kembali disisi Allah, orang yang beriman kepada Allah dan yang beriman kepada hari Akhir maka harusnya dia mencari agama yang benar disisi Allah bukan benar disisi manusia.

Kemudian beliau mengatakan

وقول تعالى
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِینَ

 
[QS Ali ‘Imran 85]

Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam maka tidak akan diterima darinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.

Orang yang memang takut kepada Allah dan dia percaya kepada hari akhir maka seharusnya dia mencari agama Islam, barangsiapa yang mencari selain agama Islam maka Allah tidak akan menerima darinya & diakhirat dia termasuk orang-orang yang merugi, datang di hari kiamat setelah dia capai didunia setelah menyangka itulah yang diterima/ itulah yang membawa keselamatan bagi dia diakhirat ternyata dia datang di hari kiamat dalam keadaan amalan yang dia lakukan didunia tidak diterima disisi Allah. Ini adalah kabar yang sangat mengerikan ketika dia mengetahui di akhirat ternyata amalan yang selama ini dia lakukan adalah tidak diterima, jika tidak diterima dan batal seluruh amalan apa yang dia jadikan sesembahan untuk bisa masuki surga nya Allah ajja wa jalla, karena dia mencari agama selain agama Islam berarti dia bukan seorang muslin dan tidak diterima amalannya.

Maka tentunya orang yang demikian akhir dari kehidupannya adalah siksaan & juga kesengsaraan.

Jadi 2 dalil ini beliau ingin menegaskan tentang makna Islam yang secara umum, dia adalah agama para Nabi dan juga para Rasul yang benar disisi Allah dan diterima disisi Allah ajja wa jalla.

الله تعالى أعلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Abdullāh Roy
Di kota Jember