Halaqah 27 ~ Landasan Kedua Ma’rifatu Dīnil Islam Bil Adillah: Muqaddimah (02) | HSI BA

📘 Silsilah Ilmiyyah Belajar Aqidah
🔊 Halaqah 27 ~ Landasan Kedua Ma’rifatu Dīnil Islam Bil Adillah: Muqaddimah (02)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Didalam Hadits yang shahih Nabi ﷺ, mengatakan:

الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ

Para Nabi mereka adalah saudara sama Bapaknya beda Ibunya

Ini bukan /maksudnya nasab secara hakiki tapi disini ingin mendekatkan kepada kita pemahama tentang masalah bagaimana aqidah mereka dan bagaimana tatacara ibadah mereka.

Ibu² mereka berbeda maksudnya disini adalah syariat mereka berbeda, sebagaimana firman Allah ajja wa jalla

كل جعلنا منكم شرعة ومنهاجا شرح

Bagi masing2 bagi dari kalian kami jadikan syariat dan juga jalan

Syariatnya yang ada di jaman Nabi Musa lain yang ada dizaman Nabi Luth, Isa. Syariatnya kaum Nabi sholeh lain dengan syariat yang ada di kaumnya Muhammad ﷺ.

Yang berbeda diantara mereka adalah syariatnya yaitu tata cara ibadahnya, Allah subhanahu wa Taala membedakan karena kebijaksanaan dari Allah mungkin sebuah syariat pas bagi sebuah kaum dan tidak pas bagi kaum yang lain, sehingga tentunya bukan keadilan jika Allah samakan satu dengan yang lain, tapi Allah subhanahu wa Taala Maha Bijaksana Allah bedakan , terkadang sebuah syariat disyariatkan disebuah kaum tetapi tidak di syariatkan di kaum yang lain, contoh seperti tayamum. Tayamum ini di syariatkan untuk umatnya Nabi Muhammad ﷺ saja adapun umat² sebelumnya maka tidak ada disana syariatkan Tayamum, didalam sebuah Hadits beliau ﷺ , mengatakan:

وَ جُعِلَتْ لِي اْلأَرْضُ مَسْجِدًا وَ طَهُوْرًا
 
Dijadikan bagiku tanah itu menjadi masjid dan bersuci

Tanah bisa menjadi masjid maksudnya adalah bisa untuk sujud dan dijadikan tanah sebagai Thohuran maksudnya sebagai alat untuk bersuci, jadi tanah yang kita pijak ini bisa untuk sujud langsung kita sujud diatas tanah dan dia bisa untuk bersuci (bertayamum) seandainya disana tidak ada air untuk berwudhu atau untuk mandi maka bisa digantikan dengan tayamum dan ini tidak ada didalam umat sebelumnya dan tidak boleh mereka melakukan sujud diatas tanah langsung tapi harus ada tempat ibadah (didalam ruangan) makanya beliau mengatakan

فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ

Dan siapa saja dikalangan umatku yang mendapatkan sholat (dijalan ketika safar misalnya mendapatkan waktu shalat) tidak harus dia menunggu sampai mendapatkan masjid, seandainya dia berhenti kemudian dia shalat diatas gurun maka tidak masalah yang demikian, berarti tayamum disyariatkan untuk umat Rasulullah ﷺ dantidak disyariatkan untuk umat sebelumnya.

Jenis yang kedua diantara perbedaannya masalah halal dan juga haram, ini juga kadang berbeda, terkadang di diharamkan kepada sebagian kaum tapi dihalalkan oleh Allah bagi kaum yang lain, contoh misalnya ghonimah (harta rampasan perang)

وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمُ وَلَمْ تُحَلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي

Dan dihalalkan untuk ku ghonimah (maksudnya adalah untuk beliau dan disyariatkan untuk umat beliau)

Seandainya berperang kemudian musuh kita kalah(orang² kafir mereka kalah)maka halal bagi kita untuk mengambil harta rampasan perang, bukan sesuatu yang diharamkan senjatanya emas yang tertinggal bahkan tawanan mereka bisa mereka bisa menjadi budak yang halal bagi kaum muslimin tentunya dengan aturan yang ada didalamnya. Adapun di umat² sebelumnya, nabi² sebelumnya kalau misalnya terjadi peperangan antara mereka dengan kuffar maka tidak halal bagi mereka untuk mengambil harta rampasan perang, meskipun didepan mereka tumpukan emas hewan dan seterusnya tidak halal bagi mereka untuk mengambil rampasan perang tersebut kalau diambil haram hukumnya, jadi bagi umat² sebelumnya.

Inilah makna – أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى – ibu² mereka berbeda maksudnya adalah syariatnya berbeda – وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ – adapun agama mereka maka agama mereka adalah satu yaitu agama Islam. Agama mereka satu maksudnya mereka satu maksudnya adalah semuanya dari awal sampai akhir agamanya satu

yaitu menyembah kepada Allah, Islam menyerahkan diri hanya kepada Allah, yang satunya disyariatkan tayamum yang satunya tidak boleh tayamum, tapi semuanya sama yaitu ,menyembah kepada Allah, satunya di halalkan ghonimah yang satunya tidak dihalalkan ghonimah semuanya sama yaitu semuanya menyembah dan taat kepada Allah saja.

Maka hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari ini menunjukan tentang bahwa para Nabi dan para Rasul agama mereka adalah agama yang satu yaitu agama Islam dan ini adalah makna Dienul Islam secara umum.

Kemudian disana ada makna agama Islam secara khusus yaitu Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ dan inilah yang dimaksud oleh beliau didalam ucapan beliau – معرفة دين الإسلام بالأدلة – kita mengenal Agama Islam, yaitu tentang Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad ﷺ ini, karena kita mengaku sebagai pengikut beliau dan kita mengaku sebagai pemeluk agama Islam maka kewajiban kita adalah mengenal agama Islam yang dibawa Rasulullah ﷺ , inilah yang dimaksud dengan ucapan – معرفة دين الإسلام بالأدلة – insyaAllah akan di beberkan dijelaskan oleh beliau secara panjang lebar.

Kemudian kalau kita cermati nanti ternyata, didalam agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhamamad ﷺ didalamnya juga ada istilah Islam ada 3 tingkatan yaitu

① Islam
② Iman
③ Ihsan

Berarti mungkin jika benar ada ‘am , khos dan khosun khos. Yang paling luas Islam ini adalah agama seluruh para Nabi dan Rasul, lebih khusus Islam secara khusus adalah agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ dan agama Islam yg dibawa oleh Rasulullah ﷺ ada tiga tingkatan, tingkatan yang pertama juga dinamakan dengan Islam kemudian yang kedua adalah Iman dan yang ketiga adalah Ihsan.

Islam mewakili amalan² yang dhohir , Iman mewakili amalan² yang bathin dan Ihsan adalah puncak didalam melakukan amalan² yang dhohir maupun maupun amalan² yang bathin .

Jadi ada berbagai istilah Islam, maka kita harus paham yang demikian, jangan rancu bagi kita makna Islam ini, terkadang dipakai dan maksudnya adalah secara umum

ان الدين عند الله الاسلام

Dan terkadang maknanya adalah agama Islam yg dibawa oleh Nabi ﷺ seperti misalnya

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي

Dien disini adalah Dienul Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ.

Demikian pula sabda beliau

بني الاسلام على خمس

maksudnya Islam yang dibawa Rasulullah ﷺ.

Ucapan beliau – بالأدلة -dengan dalil²nya kita ingin mengenal agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ dengan dalil²nya, karena demikianlah yang namanya aqidah dibangun, seseorang boleh meyakini kalau memang ada hujjahnya ada dalilnya, dalam agama Islam diajarkan kepada kita untuk meyakini sesuatu harus berdasarkan hujjah, ada dalil silahkan diyakini.

Jadi aqidah tidak dibangun diatas khurofat, takhoyul(persangkaan semata), persangkaan semata yang tidak ada dalilnya , itu yang dilakukan oleh orang² musyrikin yang mereka hanya dhon saja , meyakini dan mengatakan sesuatu dan itu semua muncul dari lisan mereka hanya sekedar persangkaan semata tidak ada dalilnya, seperti ketika mereka mengatakan

هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِندَ اللَّهِ
ما نعبدهم إلا ليقربونا إلى الله زلفى

Malaikat adalah bana’tullah darimana mereka itu ucapkan dzhon saja

ان يظنون الا ظنا
Mereka tidak menyangka kecuali hanya pernyangkaan semata dan demikian yang dilakukan oleh pengikut² mereka sampai saat ini mengatakan sesuatu dan yang ada hanyalah adalah dzhon dan takhorus, takhodub, tidak ada disana sesuatu yang berdasakan dalil yang jelas dalil yang shahih.

Maka beliau mengajak kita untuk mengenal agama Islam dengan dalil².

الله تعالى أعلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Abdullah Roy
Di kota Jember