Halaqah 18 ~ Landasan Pertama, Ma’rifatullah (Bagian 06) | HSI BA

📘 Silsilah Ilmiyyah Belajar Aqidah
🔊 Halaqah 18 ~ Landasan Pertama, Ma’rifatullah Bagian 06

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Beliau mengatakan

وفي الحديث: “الدعاء مخ العبادة”
 
Dan didalam sebuah hadits Doa adalah inti dari Ibadah

Ini adalah dalil diantara dalil² yang menunjukan bahwasanya doa adalah ibadah,

Kemudian beliau mengatakan – ومنه الدعاء – Diantara ibadah adalah doa, diantara dalilnya yang menunujukan bahwasanya doa adalah ibadah dan tidak boleh diserahkan kepada selain Allah adalah – “الدعاء مخ العبادة” – hadits ini di dhoifkan oleh sebagian ulama di riwayatkan oleh at Tirmidzi dan disana ada hadits lain yang shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud , Ath Tirmidzi, An-Nasaii dan juga Ibnu Majjah yaitu ucapan Nabi ﷺ

الدعاء هو العبادة
 
Doa adalah Ibadah
Ini menunjukan kepada kita bahwasanya doa adalah salah satu jenis ibadah, yang wajib diserahkan hanya kepada Allah Subhanahu wa Taala dan diharamkan untuk menyerahkan doa ini kepada selain Allah.

Baransiapa yang menyerahkan doa dan meminta kepada Allah/ berdoa kepada selain Allah siapapun dia maka dia telah melakukan kesyirikan yang besar dan juga telah melakukan kekufuran yang besar.

Dan beliau ﷺ ketika mengucapkan hadits ini beliau membaca ayat

۞ وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Rabb kalian telah berkata – ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُم – hendaklah kalian meminta kepadaKu/berdoa kepadaKu niscaya Aku akan mengabulkan doa kalian,

Hendaklah kalian berdoa kepadaKu (perintah kata Allah Subhanahu wa Taala kepada kita semua), untuk supaya kita berdoa hanya kepada Allah, menunjukan bahwasanya doa adalah ibadah karena Allah Subhanahu wa Taala tidaklah memerintahkan kepada kita dengan sesuatu kecuali apabila sesuatu tersebut dicintai dan diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Apabila itu dicintai dan diridhoi maka itu adalah Ibadah.

إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Sesungguhnya orang² yang sombong dari beribadah kepadaKu,

Allah Subhanahu wa Taala mengatakan – عَنْ عِبَادَتِي – dan diawal ayat Allah menyuruh kita untuk berdoa, menunjukan bahwasanya berdoa adalah Ibadah,

سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Sungguh dia akan masuk kedalam Jahanam dalam keadaan hina dina,

Direndahkan oleh Allah Subhanahu wa Taala, karena dahulu didunia dia sombong dan tidak berdoa kepada Allah Subhanahu wa Taala bahkan menyerahkan doa nya / permintaanya kepada selain Allah.

Doa adalah Ibadah wajib diserahkan kepada Allah dan diharamkan diserahkan kepada selain Allah Subhanahu wa Taala, dan berdoa kepada selain Allah hukumnya adalah syirik dan syiriknya disini masuk didalam Syirik akbar yang mengeluarkan seseorang dari keislaman, seperti seseorang yang berdoa kepada orang yang sudah meninggal baik yang dinamakan dengan Wali atau orang yang dinamakn orang yang shaleh, meminta kepadanya kebaikan atau meminta supaya dihindarkan dari mudhorot dengan mengatakan

Ya Fulan, ya Fulan…

Maka ini semua adalah termasuk berdoa kepada selain Allah dan ini termasuk kedholiman yang besar dan termasuk kesyirikan yang mengeluarkan seseorang dari keislaman. Tidak ada yang memberikan mudhorot kecuali Allah, tidak ada yang bisa memberikan kepada kita kebaikan kecualiAllah Subhanahu wa Taala.

Seandainya seluruh makhluk berusaha memberikan manfaat kepada kuta tapi Allah tidak menghendakinya maka mereka tidak mungkin bisa memberikan manfaat kepada kita dan sebaliknya seandainya seluruh makhluk berusaha untuk memberikan mudhorot kepada kita tapi Allah tidak menghendakinya maka tidak mungkin mereka bisa memberikan mudhorot kepada kita,

۞ وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ

Janganlah kamu berdoa kepada selain Allah sesuatu yang tidak bisa memberikan mafaat kepadamu dan juga tidak bisa memberikan mudhorot, apabila engkau melakukannya maka sungguh engkau ter

masuk orang² yang dholim( mendholimi dirinya sendiri)

۞ وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ …

Apabila Allah Subhanahu wa Taala ingin memberikan mudhorot kepadmu maka tidak ada yang bisa menyingkap/menghilangkan mudhorot tersebut kecuali Dia, dan apabila Allah Subhanahu wa Taala menginginkan kebaikan/karunia dan anugrah kepadamu niscaya tidak ada yang menolak & mencegah anugrah tersebut,

Seorang Muslim meminta kebaikan hanya kepada Allah Subhanahu wa Taala tidak boleh meminta kebaikan kepada selain Allah, meminta kesehatan, meminta rezeki, meminta kesuksesan meminta hanya kepada Allah Subhanahu wa Taala. Demikian pula didalam meminta untuk menjauhkan dari mudhorot & juga musibah tidak boleh memintanya kecuali hanya kepada Allah Subhanahu wa Taala, Dia-lah Allah Subhanahu wa Taala yang bisa menghilangkan musibah dan mudhorot dari seseorang.

Kemudian beliau mengatakan

ودليل الخوف قوله تعالى: {فَلا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ}

Dan dalil – الخوف – yaitu rasa takut, yang menunjukan bahwasanya – الخوف – adalah termasuk Ibadah, adalah Firman Allah Subhanahu wa Taala yang artinya

_janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah kalian takut kepadaKu, seandainya kalian benar² orang² yang beriman_

Firman Allah – وَخَافُونِ – adalah perintah dari Allah Subhanahu wa Taala kepada kita semua supaya menyerahkan rasa takut ini hanya kepada Allah Subhanahu wa Taala menunjukan bahwasanya – الخوف – rasa takut ini adalah dicintai oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Semakin seseorang takut kepada Allah Subhanahu wa Taala maka akan semakin dicintai oleh Allah Subhanahu wa Taala dan takut disini adalah rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Taala yang menjadikan kita taat kepada Allah dan menjadikan kita meninggalkan kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Taala, ini adalah takut yang diperintahkan.

Inilah yang dimaksud dengan al Khaufu mahmud / rasa takut yang dipuji yang Allah perintahkan. Karena disana ada rasa takut yang tercela yaitu apabila seseorang berlebih²an didalam rasa takutnya sehingga menjadi dia putus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Taala, putus asa dari karunia Allah, putus asa dari ampunan Allah Subhanahu wa Taala & rahmatNya maka rasa takut yang seperti ini bukan yang terpuji akan tetapi dia adalah rasa takut yang tercela.

Allah Subhanahu wa Taala berfirman

۞ …وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tidak berputus asa dari pertolongan Allah dari rahmat Allah kecuali orang² yang kafir adapun orang muslim maka tidak berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Taala

Dan Allah mengatakan setelahnya – إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ – apabila kalian benar benar orang² yang beriman

Menunjukan bahwasanya – الخوف – ini adalah termasuk syuabul iman (termasuk cabang diantara cabang² keimanan)kalau kita benar² beriman kepada Allah, beriman kepada Malaikat, beriman kepada Kitab²Nya, beriman kepad RasulNya, beriman kepada hari Akhir, beriman kepada takdir hendaklah kita menyerahkan -الخوف – ini hanya kepada Allah Subhanahu wa Taala.

Dan disana Khouf /rasa takut dinamakan oleh para ulama khauf thabi’i yaitu Khauf yang merupakan tabiat manusia artinya apabila seseorang memiliki rasa takut ini maka dia tidak tercela dan ini bukan termasuk khauf Ibadah tetapi dia merupakan khauf tabiat manusia , seperti orang yang takut dari api, atau seseorang yang takut dari mudhorot orang lain karena dia merasa bersalah tabiat manusia memang demikian apabila merasa bersalah maka dia akan takut kepada orang yang dia dholimi, demikian pula seseorang takut dari api maka ini semua adalah masuk takut yang thabi’i yang manusia tidak selamat darinya bahkan para Nabi dan juga para Rasul ‘alaihim salam, diceritakan oleh Allah Subhanahu wa Taala didalam Al-Quran, Nabi Musa alaihi salam ketika beliau tidak sengaja memukul salah satu kaumnya Fir’aun kemudian orang tersebut meninggal dunia maka Nabi Musa alaihi salam merasa bersalah dan beliau tinggal dikota beliau dalam keadaan was² dalam keadaan takut, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala

۞ فَأَصْبَحَ فِى ٱلْمَدِينَةِ خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ
 
QS.Al-Qashash:18
Maka jadilah Musa dikotanya dalam keadaan takut dalam keadaan was²,
Karena beliau merasa bersalah merasa apa yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan, secara tidak sengaja beliau membunuh salah satu dari kaumnya Fir’aun.

Rasa takut yang seperti ini adalah rasa takut yang tabiat tidak lepas manusia dari rasa takut yang seperti ini dan ini tidak tercela.

Kemudian beliau mengatakan.

ودليل الرجاء قوله تعالى: {فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا}

Dan dalil bahwasanya Roja’ yaitu Harapan adalah termasuk ibadah adalah firman Allah Subhanahu wa Taala yang artinya _barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Rabbnya (pada hari kiamat) pertemuan denganAllah Subhanahu wa Taala dalam keadaan yang baik maka hendaklah dia beramal dengan amal yang shaleh dan janganlah dia menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun_

Allah mengatakan – فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا – maka barangsiapa yang *mengharap* menunjukan bahwasanya mengharap pertemuan Allah mengharap rahmat Allah Subhanahu wa Taala adalah termasuk ibadah yang seseorang dipuji apabila dia memiliki rasa Roja’ ini kepada Allah Subhanahu wa Taala, semakin seseorang tinggi didalam mengharap kepada Allah mengharap rahmat-Nya mengharap karunia-Nya maka semakin dicintai oleh Allah Subhanahu wa Taala karena Roja’ adalah termasuk ibadah

Itulah yang bisa kita sampaikan

وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 
Abdullāh Roy
Di kota Jember