Halaqah 67 ~ Perang Badr Kubra Bagian 3 | HSI 10.3

📘 Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah
🔊 Halaqah 67 ~ Perang Badr Kubra Bagian 3

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين


Halaqah yang ke 67 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah tentang ”Perang Badr Kubra Bagian 3”.

Setelah Nabi ﷺ melihat semangat kekompakan & keberanian para shahabat untuk berperang, mulailah beliau mengatur pasukan, beliau menunjuk Musa’ad bin Umair sebagai pembawa Liwa yang berwarna putih & memberikan dua Royah yang berwarna hitam kepada Ali bin Abi Thalib & Sa’ad bin Muaz sementara Qois bin Abi So’soah dibagian belakang.

Yang dimaksud dengan Liwa adalah bendera besar & yang dimaksud dengan Royah adalah bendera yang kecil.

Orang² Musyrikin berselisih pendapat, sebagian mereka ingin kembali ke Mekkah tanpa berperang karena menganggap musuh mereka adalah keluarga mereka sendiri, namun Abu Jahal tetap menginginkan untuk berperang. Akhirnya pendapatnyalah yang dimenangkan kemudian mereka mengirim mata² untuk mengetahui jumlah kaum muslimin.

Berkata Abu Jahal

اللَّهُمَّ أَقْطَعَنَا الرَّحِمَ وَآتَانَا بِمَا لَا نَعْرِفُهُ فَأَحْنِهِ الْغَدَاةَ

“Ya Allāh, siapa diantara kami yang memutus silaturahim & datang dengan apa yang kami tidak tau, maka binasakanlah dia besok”

Orang-orang Islām telah sampai ke Badr & sudah melihat tempat peperangan sebelum kedatangan orang-orang musyrikin.

Ali bin Abi Tholib radiallahu anhu menceritakan bahwa pasukan kaum muslimin pada malam tersebut (malam tgl 17 Ramadhon) bermalam dalam keadaan mereka tidur sementara didepan mereka dalam jarak yang tidak jauh ada pasukan orang² musyrikin, sempat turun hujan gerimis pada malam tersebut, sehingga para shahabat berlindung dibawah pohon sementara Nabi ﷺ didalam tersebut dalam keadaan shalat meminta kepada Allāh sampai datang waktu pagi.

Diantara doa beliau

Ya Allāh seandainya golongan ini binasa maka engkau tidak akan disembah lagi

Ketika datang waktu fajar maka beliau ﷺ memanggil para shahabatnya untuk melakukan shalat, kemudian beliau mengimami & setelah itu beliau berbicara & mengobarkan semangat para shahabat untuk berperang.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman

إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ

ketika Allāh mengantukan kalian supaya kalian merasa aman & menurunkan hujan untuk kalian untuk membersihkan kalian dari was² syaitan, untuk menguatkan hati kalian & supaya kaki² orang yang beriman tidak goyah [QS Al-Anfal 11]

Di pagi hari Tg 17 Ramadhan beliau mempersiapkan pasukan & menyusun pasukan secara ber shof shof & ini adalah cara yang belum pernah dilakukan oleh orang² Arab sebelumnya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ

sesungguhnya Allāh mencintai orang² yang berperang dijalanNya dalam keadaan berbaris, mereka seperti bangunan yang kuat [QS Ash-Shaf 4]

Dan dengan usulan dari Sa’ad bin Muadz radiallahu anhu kaum muslimin membuat kubah yang kecil untuk Nabi ﷺ supaya beliau terjaga & supaya bisa mengatur pasukan dari kubah tersebut.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang