Halaqah 01 ~ Muqaddimah Ushulu AsSittah Bagian 1

📘 Silsilah Ilmiyyah Belajar Aqidah
🔊 Halaqah 01 ~ Muqaddimah Ushulu AsSittah Bagian 1

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين


Halaqah yang Pertama dari Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab adalah tentang Muqaddimah Ushulu AsSittah Bagian 1.

Halaqah yang pertama dari silsilah ilmiah penjelasan kitab Al Ushulu As Sittah yang dikarang oleh Syekh Muhammad bin Abdul wahab at tamimi rahimahullah yaitu kitāb yang berjudul Al-Ushūlul As-Sittah.

Kita akan bersama-sama mempelajari tentang sebuah kitab yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Abdul wahhab bin sulaiman at-tamimi rahimahullah yaitu kitab yang berjudul Al Ushul As sittah yang artinya 6 kaidah dan ini adalah termasuk karangan beliau yang juga sangat bermanfaat.

Dan dia meskipun ringkas akan tetapi mengandung banyak faedah Yang hendaknya seorang muslim mengetahui faedah-faedah ini beliau menyebutkan di dalam kitab ini 6 perkara yang sangat penting, beliau adalah seorang ulama yang bernama Syekh Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman at-tamimi ini beliau lahir pada tahun 1115 Hijriyah dan menimba ilmu
agama ini semenjak kecil dan diantara gurunya adalah Bapak beliau sendiri demikian pula ulama-ulama besar yang lain di zaman beliau, seperti Syekh Muhammad Al Hayah dan juga yang lain dan di dalam mencari ilmu telah pergi
ke beberapa daerah di antaranya adalah ke Bashrah, demikian pula ke daerah-daerah di Hijaz seperti Mekkah dan juga Madīnah dan menimba ilmu dari para ulamā yang tinggal disana.

Dan hampir-hampir beliau menuju ke kota Syām (daerah Syām) untuk menimba ilmu, hanya karena ada rintangan dan halangan tertentu akhirnya beliau mengurungkan niatnya. Dan beliau termasuk ulamā yang gigih didalam menghidupkan Al Qurān, As Sunnah, mengajak manusia kembali kepada Allāh, bertauhīd kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Beliau (rahimahullāh) meninggal pada tahun 1206 Hijriyyah. Dan telah meninggalkan banyak karangan (yang sangat bermanfaat). Diantaranya adalah:
  • Al Ushūluts Tsalātsah
  • Al Qawā’idul Arba’
  • Ushūlul Imān
  • Kasyfusy Syubuhāt
  • Kitābut Tauhīd

Dan diantaranya kitāb yang in syā Allāh akan kita pelajari yaitu Al-Ushūlu As-Sittah (enam kaidah).

Beliau berkata:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Memulai kitābnya dengan basmallāh.
Meniru dan mengikuti apa yang Allāh lakukan didalam Al Qurānul Karīm, karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla memulai kitābnya dengan basmallāh.

Demikian pula mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, ketika beliau menulis surat yang isinya adalah dakwah kepada raja-raja yang ada di zaman beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) beliau memulai kitābnya dengan Basmallāh.

Oleh karena itu disini pengarang memulai kitāb nya dengan basmallāh بسم الله الرحمن الرحيم
Dan ba (ب) disini adalah (ب) al isti’ānah yaitu (ب) yang fungsinya adalah memohon pertolongan.
Orang yang mengatakan (بسم اللّه الرحمن الرحيم ) pada hakikatnya dia telah memohon pertolongan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla
Ismillāh dengan nama Allāh.
Kalimat mufrad yang tunggal yaitu ism dan dia disandarkan pada kalimat lafdzu jalālah dan maknanya adalah mencakup seluruh nama Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Orang yang mengatakan بسم الله الرحمن الرحيم berarti dia telah beristi’ānah (memohon) pertolongan dengan seluruh nama Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Allāh (lafdzu jalālah).
Allāh (lafdzu jalālah) adalah nama Allāh yang paling a’dham (paling besar) yang disandarkan kepadanya nama-nama Allāh yang lain.
 
Oleh karena itu setelahnya disebutkan Ar-rahmān Ar-rahīm dan Ar-rahmān Ar-rahīm adalah nama diantara nama-nama Allāh. Diambil dari Ar-rahmāh yang artinya kasih sayang.

Perbedaan Ar-rahmān dan Ar-rahīm
Perbedaan antara Ar-rahmān dengan Ar-rahīm disebutkan oleh para ulamā diantaranya :

Ar-rahmān adalah kasih sayang Allāh yang lebih umum mencakup orang yang beriman dan mencakup orang yang kāfir kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Orang kāfir juga mendapatkan bagian dari kasih sayang dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Allāh memberikan rejeki kepada mereka, memberikan makan kepada mereka, memberikan minum kepada mereka, memberikan kesehatan kepada mereka, memberikan anak, memberikan istri, memberikan harta, dan ini semua adalah termasuk kasih sayang Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Ar-rahīm, maka mengandung rahmat mengandung kasih sayang yang lebih khusus yaitu kasih sayang yang Allāh berikan kepada orang-orang yang beriman.

Berupa hidayah kepada jalan yang lurus, berupa keimanan, berupa rasa tenang ketika dzikrullāh.

Ini semua adalah kasih sayang Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan tetapi dikhususkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla kepada orang-orang yang beriman dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وبا لله التوفيق والهداية
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


 
Saudaramu,

Abdullāh Roy
di Kota Al Madīnah