Halaqah 33 ~ Pembatal keislaman yang ke 7 bagian 4 | HSI NI.2

📘 Silsilah Ilmiyyah An-Nawaqidhul Islam
🔊 Halaqah 33 ~ Pembatal keislaman yang ke 7 bagian 4

Halaqah yang ke-33, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Bukan hanya mengamalkan bahkan mengajarkan kepada orang lain sihir, ini adalah termasuk bentuk kekufuran, karena Allah mengatakan :

يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ

"...Dan apa yang telah diturunkan kepada dua orang Malaikat di Babil yaitu Harut dan Marut... (Al-Baqarah : 102)

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengutus Harut dan juga Marut sebagai fitnah, sebagai ujian bagi manusia, menurunkan kepada keduanya sihir

وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ

"...Dan tidaklah keduanya mengajarkan kepada orang lain, sihir tersebut kecuali setelah memberikan nasihat, memberikan nasihat, berkata kepada orang yang mau diajari..."

فَلَا تَكْفُرْ ۖ

"...Janganlah engkau kufur..."

Kami ini hanyalah fitnah, kami ini hanyalah ujian, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan kami sebagai ujian bagi kalian, kami mengajarkan sihir tetapi janganlah kalian amalkan

فَلَا تَكْفُرْ ۖ

Menunjukkan bahwasanya mengamalkan sihir ini adalah kekufuran

فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ

"...Maka manusia mempelajari dari keduanya (yaitu Harut dan Marut) apa yang bisa memisahkan antara seseorang dengan istrinya..."

Dan ini menunjukkan bahwasanya sihir ini adalah hakiki dan dia ada dan kita harus meyakini bahwasanya sihir itu adalah ada, diantara dalilnya adalah Allah berfirman

فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ

Bisa memisahkan antara seseorang dengan istrinya, karena sebagian ada yang mengingkari adanya sihir tidak percaya dengan adanya sihir, sihir adalah hakiki dan bisa memudharati dengan izin Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ

"...Dan mereka tidak bisa memudharati seseorang dengan sihir tersebut kecuali dengan izin dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى..."

Semuanya dengan izin dari Allah dan Izin dari Allah tidak menunjukkan bahwasanya Allah ridha dengan perbuatan tersebut, disana ada iradah syar’iyyah dan iradah Qauniyyah

Iradah Qauniyyah adalah kehendak Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan tetapi tidak berkaitan dengan mahabbah. dikehendaki oleh Allah belum tentu di cintai oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, adanya syaithan, adanya maksiat, adanya kesyirikan adalah dengan kehendak Allah tetapi tidak Allah cintai

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

"Sesunggunya urusan Allah, perkara Allah apabila menginginkan sesuatu hanyalah dengan mengatakan “كُنْ” jadilah ”فَيَكُونُ” maka jadilah sesuatu tersebut" (Yasin : 82)

Dan disini ada Iradah syar’iyyah yaitu kehendak Allah yg berkaitan dengan mahabbah dan juga kecintaan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Seperti Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan syari'at, memerintahkan manusia beriman, maka ini adalah kehendak Allah dan keinginan Allah yang syar’iyyah yang berkaitan dengan kecintaan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Ustadz Abdullah Roy