Halaqah 27 ~ Pembatal keislaman yang ke 6 bagian 1 | HSI NI.2

📘 Silsilah Ilmiyyah An-Nawaqidhul Islam
🔊 Halaqah 27 ~ Pembatal keislaman yang ke 6 bagian 1

Halaqah yang ke-27, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Pembatal keislaman yang ke-6, berkata pengarang rahimahullah :

السَّادِسُ : مَنِ اسْتَهْزَأَ بِشَيْءٍ مِنْ دِينِ اللهِ، أَوْ ثَوَابِهِ، أَوْ عِقَابِهِ، كَفَرَ، وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى:

قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ  لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ


Ini adalah pembatal keislaman yang ke-6, yang hendaknya diwaspadai oleh seorang muslim dan juga muslimah.

Yaitu tentang masalah menghina dan mengejek agama Allah dan apa yang berkaitan dengannya. dan bahwasanya ini adalah termasuk kekufuran yang membatalkan keislaman seseorang

⇒ Mengeluarkan dari islam
⇒ Menjadikan dia murtad
⇒ Membatalkan amalan dia, dan
⇒ Seandainya dia meninggal dalam keadaan tidak bertaubat kepada Allah dari dosa ini maka dia tidak diampuni dosa nya oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Beliau mengatakan (السَّادِسُ) yang ke-enam,

maksudnya adalah yang keenam dari pembatal-pembatal keIslaman yang jumlahnya sepuluh yang beliau sebutkan.

مَنِ اسْتَهْزَأَ بِشَيْءٍ مِنْ دِينِ اللهِ

“Barangsiapa yang mengejek dengan sesuatu diantara agama Allah”

Mengejek sesuatu, menghina sesuatu dan sesuatu tersebut adalah termasuk agama Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى baik

mengejek Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى atau
mengejek Para Rasul, mengejek Rasulullah ﷺ
mengejek ayat-ayat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
mengejek syariat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى atau hukum-hukumNya atau bahkan diantaranya
mengejek orang-orang yang membawa agama Allah,

baik dari kalangan shahabat atau para ulama, mengejek mereka karena agama yang mereka bawa maka ini termasuk mengejek agama Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

أَوْ ثَوَابِهِ، أَوْ عِقَابِهِ

Atau mengejek pahala dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengejek surga, mengucapkan ucapan-ucapan yang isinya adalah ejekan terhadap pahala dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى baik di dunia maupun di akhirat

أَوْ عِقَابِهِ

Demikian pula mengejek hukuman dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى atau azabNya, baik azab didunia maupun azab di akhirat yg berupa Neraka

Mengejek itu semua baik dengan lisannya maupun dengan tulisan ataupun dengan isyarat mata ataupun tangan maka ini semua termasuk bentuk istihza yaitu mengejek agama Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

كَفَرَ

Maka orang yang demikian telah kafir telah keluar dari agama islam, dan sekarang dia bukan sebagai seorang muslim, karena seorang muslim apabila didalam hatinya ada keimanan maka keimanan dia akan mendorong dia untuk mengagungkan itu semua.

- Mengagungkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
- Menghormati para Nabi
- Menghormati para 'ulama, yang mereka membawa agama Allah
- Menghormati ayat - ayat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
- Menghormati syariat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
- Menghormati agama Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Demikianlah orang yang beriman, iman yang ada didalam hatinya menjadikan dia mengagungkan agama Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan dalilnya yaitu dalil bahwasanya orang yang mengejek agama Allah dan apa yang berkaitan dengannya dia menjadi kafir قَوْلُهُ تَعَالَى adalah firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَـٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَہۡزِءُونَ (٦٥) لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَـٰنِكُمۡ‌ۚ

“...Katakanlah wahai Muhammad, apakah kalian dengan Allah dan ayat-ayatNya dan RasulNya kalian beristihja (لاَ تَعْتَذِرُواْ) Janganlah kalian meminta maaf / udzur (قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُم) Sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian... ”(At-Tawbah : 65-66)

Di dalam ayat ini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang sebuah kisah yang terjadi di zaman Rasulullah ﷺ yaitu ketika Rasulullah ﷺ dan juga para shahabat pada tahun kesembilan pergi ke perang tabuk kemudiam disana ada satu majelis dimana salah satu diantara anggota majelis dia mengatakan

مَا رَأَيْتُ مِثْلَ قُرَّائِنَا هَؤُلاءِ لا أَرْغَبَ بُطُونًا ، وَلا أَكْذَبَ أَلْسِنَةً ، وَلا أَجْبَنَ عِنْدَ اللِّقَاءِ

Dia mengatakan
"Aku tidak melihat yang lebih besar perutnya lebih dusta dan lebih pengecut ketika berperang daripada mereka, dan maksudnya adalah Rasulullah ﷺ dan juga para shahabat mengucapkan ucapan ini dengan maksud mengejek Rasulullah ﷺ dan juga para shahabat radhiyallahu 'anhum dia mengatakan  (قُرَّائِنَا هَؤُلاء) yang dimaksud dengan (قُرَّائ) adalah orang-orang yang membaca Al-quran dan juga mengamalkannya dan dia maksudkan adalah Rasulullah ﷺ dan juga para shahabat

Mengucapkan ucapan ini di majelis tersebut dan dihadiri oleh beberapa orang dan maksudnya adalah untuk mengejek Rasulullah ﷺ dan juga para shahabat. Salah seorang shahabat Rasulullah ﷺ mendengar ucapan ini dan dia adalah 'Auf Ibn Malik yang didalam hatinya ada keimanan ketika mendengar ucapan ini maka dia serentak mengatakan kepada orang tersebut (كذبت) “engkau telah berdusta”

وَلَكِنَّكَ مُنَافِقٌ

Akan tetapi engkau adalah seorang munafik

لأُخْبِرَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Sungguh aku akan pergi dan mengabarkan ucapanmu ini kepada Rasulullah ﷺ

kemudian dia segera pergi menuju ke Rasulullah ﷺ dan ternyata wahyu telah mendahului, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menurunkan ayat ini mengabarkan kepada Rasulullah ﷺ tentang ucapan laki-laki tersebut

قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَـٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَہۡزِءُونَ (٦٥) لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَـٰنِكُمۡ‌ۚ

“...Apakah kalian mengejek dengan Ayat Allah dengan Allah dan ayat-ayatNya dan juga RasulNya, janganlah kalian meminta udzur sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian...” (At-Tawbah :  65-66)

Ketika orang munafik ini mendengar bahwasanya wahyu telah turun menceritakan tentang ucapan dia, maka dia segera datang kepada Rasulullah ﷺ dan meminta maaf kepada beliau dan meminta udzur kepada beliau dan mengatakan bahwasanya

إِنَّ كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ

“kami hanya bersenda gurau /main-main”

Kemudian Rasulullah ﷺ menjawab ucapan dia dengan membaca ayat ini dan tidak menambah hanya mengatakan

قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَـٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَہۡزِءُونَ (٦٥) لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَـٰنِكُمۡ‌ۚ

Beliau ulang-ulang membaca ayat ini

”...Apakah kalian menghina Allah dan ayatNya dan juga RasulNya, janganlah kalian meminta udzur, sungguh kalian telah kufur dengan keimanan kalian... ” (At-Tawbah :  65-66)

Beliau ulang-ulang ayat ini kepada laki-laki tersebut. Menunjukkan kepada kita tentang bahayanya beristihza (mengejek ngejek) agama Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan apa yang berkaitan dengannya

قل أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ

Katakanlah apakah dengan Allah diantara bentuk pengejekan adalah mengejek Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan seorang muslim diperintahkan untuk mengagungkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

وربك فكبر

“Dan Rabb mu hendaklah engkau Agungkan”

Mengagungkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى hanya menyembah kepada Allah, tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, mengAgungkan Nama dan juga sifat Allah, ini adalah sifat seorang muslim. mengAgungkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman

وكبروا الله تكبيرا

"Dan hendaklah engkau mengagungkan Allah dengan sebenar benar pengagungan"

Tidak boleh seorang muslim dan tidak halal merendahkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin yang mereka menyekutukan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyembah Allah dan juga menyembah selain Allah

Ini adalah bentuk perendahan terhadap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى seakan-akan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tidak cukup bagi dia dan seakan-akan disana ada makhluk yang memiliki sifat yang dimiliki oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Orang yang menyekutukan Allah, menyembah Allah dan juga menyembah selain Allah pada hakikatnya telah merendahkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Ustadz Abdullah Roy