Halaqah 26 ~ Pembatal keislaman yang ke 5 | HSI NI.2

📘 Silsilah Ilmiyyah An-Nawaqidhul Islam
🔊 Halaqah 26 ~ Pembatal keislaman yang ke 5

Halaqah yang ke-26, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Pembatal KeIslaman yang Ke-5 yaitu ucapan beliau

الخامس : من أبغض شيئا مما جاء به الرسول ﷺ ولو عملبه – كفر إجماعا، والدليل قوله تعالى  ذلك بأنهم كرهوا ما أنزل الله فأحبط أعمالهم

Barangsiapa yang membenci sesuatu dari apa yang datang dari Rasulullah ﷺ meskipun dia mengamalkannya maka dia telah kufur dengan ijma para ulama dan dalilnya adalah firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang artinya

“Yang demikian karena mereka membenci apa yang diturunkan oleh Allah, maka Allah membatalkan amalan-mereka mereka ”

Ini adalah yang Ke-5 dari sepuluh pembatal keislaman yang disebutkan oleh pengarang, apa itu?

Orang yang membenci apa yang datang dari Rasulullah ﷺ dan tidak mencintai apa yang datang Rasulullah ﷺ meskipun itu hanya satu atau (شيئا) secuil (ولو عملبه) meskipun dia mengamalkannya (كفر إجماع) maka dia telah kufur dengan ijma para ulama.

Dari empat mazhab, baik Mazhab Abu Hanifah, Mazhab Imam Malik, Mazhab Imam Syafi’i, Mazhab Imam Ahmad

Semuanya sepakat bahwasanya orang yang membenci apa yang datang dari Rasulullah ﷺ maka dia telah kufur, meskipun dia mengamalkannya. Terkadang seseorang mengamalkan sebuah amalan tetapi dalam hatinya dia benci dengan amalan tersebut maka dia telah kufur. Seperti yang dilakukan oleh orang-orang munafik, orang-orang munafik yaitu nifaq yang besar di zaman Rasulullah ﷺ mereka mengamalkan amalan didepan orang Islam, seperti jihad, shalat lima waktu, berjamaah di Masjid, berinfaq.

Tetapi mereka benci didalam hatinya, tidak suka dengan syariat Islam, tidak suka dengan jihad fisabilillah, tidak mencintai shalat, orang yang demikian maka telah kufur dengan kesepakatan para ulama.

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman menceritakan orang-orang munafik

وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ

“Dan tidaklah mencegah dari menerima shadaqah-shadaqah mereka (orang-orang munafik)

إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ

"Kecuali karena mereka kufur kepada Allah dan RasulNya,

yang menjadikan shadaqah mereka tidak diterima oleh Allah (yaitu dari orang-orang munafik) adalah karena kekufuran mereka kepada Allah dan RasulNya

وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ

"Dan mereka tidak melakukan shalat kecuali dalam keadaan (كسالى) yaitu malas"

وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ

"Dan mereka tidak berinfaq tidak bershadaqah kecuali dalam keadaan mereka benci dengan shadaqah tersebut” (At-Tawbah : 54)

Ini adalah termasuk sifat orang munafik yang dia membenci syariat yang datang dari Rasulullah ﷺ

ولو عملبه كفر إجماعا

Maka dia telah kufur dengan kesepakatan para ulama

Tidak ada Diantara ulama yang mengatakan bahwasanya dia adalah orang Islam, seorang muslim ridha dengan apa yang datang dari Allah dan ridha bahwasanya Rasulullah ﷺ adalah NabiNya dan ridha menjadikan Islam sebagai agamanya

رضي الله عنهم ورضوا عنه

Allah ridha dengan mereka dan merekapun ridha dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Seorang Muslim mencintai apa yang datang dari Rasulullah ﷺ dan tidak membenci apa yang datang dari Rasulullah ﷺ berusaha untuk mencintainya dan memerangi segala bisikan yang membisikan kepada dia untuk membenci apa yang datang dari Rasulullãh ﷺ

(والدليل) dan dalil bahwasanya orang yang membenci apa yang datang dari Rasulullah ﷺ adalah orang yang kafir adalah firman Allah

ذلك بأنهم كرهوا ما أنزل الله فأحبط أعمالهم

Ketika Allah menceritakan tentang orang-orang kafir

وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَتَعۡسً۬ا لَّهُمۡ وَأَضَلَّ أَعۡمَـٰلَهُمۡ (٨) ذَٲلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَرِهُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأَحۡبَطَ أَعۡمَـٰلَهُمۡ (٩

"Ketika Allah menceritakan tentang orang-orang kafir, Allah sebutkan diantara sebabnya (كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ) membenci apa yang datang dari Allah  فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ)  سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى) maka Allah membatalkan amalan-amalan mereka" (Muhammad : 8-9)

Kekufuran mereka ini adalah sebab batalnya amalan-amalan mereka. Apabila seseorang kufur dan keluar dari Islam kemudian dia meninggal dunia dalam keadaan kufur maka amalan yang dia lakukan meskipun sebesar gunung, seluas lautan akan dibatalkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“...Barangsiapa diantara kalian yang murtad dari agamanya kemudian dia meninggal dunia sedangkan dia dalam keadaan kafir maka batallah amalannya di dunia dan juga di akhirat” (Al-Baqarah : 217)

Dia termasuk penduduk Neraka mereka kekal didalam Neraka tersebut.

فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُم

“Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membatalkan amalan mereka”

Menunjukkan tentang kufur nya orang yang membenci dari hukum yang datang dari Allah dan RasulNya, meskipun dia mengamalkan amalan tersebut.

Dan ini harus dipahami bukan berarti orang yang melanggar sebuah kemaksiatan berarti dia benci dengan apa yang datang dari Allah dan RasulNya.

Terkadang seseorang melakukan sebuah kemaksiatan melakukan yang diharamkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan tetapi didalam hatinya dia mencintai Allah dan RasulNya, cuma karena hawa nafsu, dan karena bisikan syaitan akhirnya dia melakukan kemaksiatan tersebut padahal didalam hatinya dia sangat membenci kemaksiatan tersebut

Oleh karena itu disana ada (النَّفْسِ اللَّوَّامَةِ) jiwa yang sering mencela, maksudnya adalah jiwa yang ketika dia melakukan kemaksiatan dia mencela dirinya sendiri

لَآ أُقۡسِمُ بِيَوۡمِ ٱلۡقِيَـٰمَةِ (١) وَلَآ أُقۡسِمُ بِٱلنَّفۡسِ ٱللَّوَّامَةِ (٢

“yaitu jiwa yang mencela dirinya sendiri ” (Al-Qiyamah 1-2)

Oleh karena itu kita rasakan dalam jiwa kita kebencian dengan kemaksiatan.

Meskipun terkadang kita melakukannya, terjadi penyesalan setelah melakukan kemaksiatan tersebut, mencela diri kita ketika melakukan kemaksiatan tersebut jadi tidak ada kelaziman bahwasanya orang yang melakukan kemaksiatan berarti dia telah membenci apa yang datang dari Allah dan RasulNya.

Terkadang dia melakukan kemaksiatan dan dia mencintai Allah dan RasulNya dan mencintai apa yang Allah wajibkan dan membenci apa yang Allah haramkan.

Oleh karena itu di zaman Rasulullah ﷺ ada seorang laki-laki yang dia terkadang duduk bersama Rasulullah ﷺ dan menghibur Rasulullah ﷺ tapi ternyata dia minum khamr bahkan beberapa kali dibawa kehadapan Rasulullah ﷺ karena minum khamr dan di cambuk, sehingga para shahabat Radhiyallahu 'anhum mereka melaknat dia dan mengatakan

و مَا أَكْثَرَ مَا يُؤْتَى بِهِ

Melaknat shahabat tersebut, Kemudian mengatakan betapa sering dia datang kesini maksudnya sering didatangkan karena melanggar larangan sering dihukum, maka Rasulullah ﷺ mengatakan

لَا تَلْعَنُوهُ

Jangan kalian melaknat orang ini

َوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ إِنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

Rasulullah ﷺ mengatakan

“Janganlah kalian melaknat laki-laki ini demi Allah aku tidak mengetahui kecuali dia adalah orang yang mencintai Allah dan RasulNya ”

Melakukan dosa besar, yaitu meminum minuman keras, tetapi Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya orang ini mencintai Allah dan RasulNya.

Ini menunjukkan bahwasanya tidak ada kelaziman bahwasanya orang yang berbuat maksiat kemudian kita hukumi dia telah membenci apa yang datang dari Allah dan juga RasulNya. Kadang seseorang melakukan kemaksiatan dan dia mencintai Allah dan RasulNya mencintai apa yang Allah wajibkan dan dia membenci apa yang Allah haramkan tetapi karena hawa nafsu dan juga bisikan dari syaitan akhirnya dia melakukan kemaksiatan tersebut.

Ustadz Abdullah Roy