Halaqah 17 ~ Penjelasan Kaidah Yang Kedua Bagian 6 | HSI NI.1

📘 Silsilah Ilmiyyah An-Nawaqidhul Islam
🔊 Halaqah 17 ~ Penjelasan Kaidah Yang Kedua Bagian 6

Halaqah yang ke-17, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Demikian pula para shahabat radyhiyallahu 'anhum, mereka membedakan antara ketika Rasulullah ﷺ masih hidup bersama mereka dan setelah Rasulullah ﷺ meninggal dunia.

Di zaman 'Umar bin khaththab radhiyallahu 'anhu terjadi kemarau panjang dan kemarau yang sangat dahsyat, lama tidak turun hujan sehingga tanaman rusak, hewan-hewan banyak yang meninggal dunia bahkan karena sangat parahnya keadaan saat itu banyak terjadi pencurian, orang tidak memiliki makanan dirumah, tidak memiliki rezeki di rumah, akhirnya terpaksa dia mencuri, karena saking banyaknya pencurian sampai 'Umar bin khaththab radhiyallahu 'anhu saat itu memaafkan orang yang mencuri, tidak memotong tangannya.

Kemudian beliau  radhiyallahu 'anhu mengumpulkan para shahabat dan para penduduk Madinah mengadakan shalat istisqa meminta kepada Allah hujan mengumpulkan mereka melakukan shalat istisqa kemudian beliau berkata kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

اَللَّهُمَّ إِنَّا كُنَّا إذا أجدبنا تَوَسَّلنَا إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ فَتَسْقِيَنَا

“Ya Allah, dahulu kami ketika kami mendapatkan kemarau yaitu dimasa Rasulullah ﷺ kami dahulu bertawashul kepada nabiMu kemudian engkau memberikan hujan kepada kami”

Bagaimana bertawashul mereka kepada Rasulullah ﷺ, diterangkan didalam hadits yang lain dimana sebagian shahabat meminta kepada Rasulullah ﷺ supaya berdoa kepada Allah. Tawashulnya adalah dengan meminta kepada beliau supaya berdoa,.

Sebagaimana dalam hadits seorang baduy Arab yang masuk kedalam masjid dan Rasulullah ﷺ dalam keadaan berkhutbah, kemudian orang baduy Arab ini berkata kepada Rasulullah ﷺ (berkata kepada beliau) supaya beliau ﷺ berdoa kepada Allah dengan hujan, maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengabulkan.

Kemudian 'Umar bin khaththab mengatakan

وإنا نتوسل إليك بعم نبينا فاسقنا

“kemudian sekarang Yaa Allah, kami bertawashul dengan paman NabiMu, maka hendaklah Engkau memberikan hujan kepada kami”

Saat itu masih hidup Abbas bin Abdul Muthalib yaitu pamannya Rasulullah ﷺ  Umar bin khaththab mengatakan:

وإنا نتوسل إليك بعم نبيك

“Dan kami sekarang ya Allah, bertawashul kepadaMu dengan paman NabiMu (yaitu 'Abbas bin Abdul Muthalib”.

Bagaimana tawashul beliau dengan 'Abbas bin Abdul Muthalib?

 Diterangkan didalam hadits yang lain

قُمْ يا عَبَّاس فد علنا

“Wahai 'Abbas berdirilah engkau, maka hendaklah engkau mendoakan untuk kami”

 Ini adalah tawashulnya 'Umar bin khaththab dengan 'Abbas, maksudnya adalah dengan doa beliau

قُمْ يا عَبَّاس فد علنا

“Berdirilah ya Abbas dan doakanlah untuk kami”.

Tawashulnya beliau adalah dengan doa orang yang shalih yang masih hidup dan beliau radhiyallahu 'anhu (Umar bin khaththab) dalam keadaan demikian parahnya yaitu kemarau panjang tidak datang ke kuburan Rasulullah ﷺ dan mengatakan:

“Ya Rasulullah, doakan lah untuk kami karena engkau adalah orang yang paling afdhal (orang yang paling utama)”

Beliau radhiyallahu 'anhu tidak datang kepada Rasulullah ﷺ, tidak datang kepada kuburan beliau demikian pula para shahabat radhiyallahu 'anhum, karena para shahabat radhiyallahu 'anhum memahami perbedaan keadaan ketika Rasulullah ﷺ masih hidup dan setelah beliau meninggal dunia, padahal saat itu keadaan sangat parah dan tentunya orang dalam keadaan sangat genting, sangat parah, mencari sebab mencari cara yang kira-kira paling manjur untuk keluar dari permasalahan tersebut.

Tapi beliau memilih (meminta doa dari 'Abbas yang masih hidup) akan tetapi dan beliau tidak meminta doa dari Rasulullah ﷺ

Inilah pemahaman para shahabat radhiyallahu 'anhum, maka bagaimana seseorang di zaman sekarang datang ke kuburan beliau Rasulullah ﷺ meminta doa dari beliau atau meminta syafaat dari beliau ﷺ

Ini adalah keterangan dari Rasulullah ﷺ dan juga para shahabat yang menunjukkan perbedaan antara orang yang shalih yang masih hidup dengan orang yang shalih yang meninggal dunia. Jadi alasan bahwasanya mereka hidup mereka adalah hidup didalam kuburan mereka mendengar ucapan kita maka ini adalah alasan yang tidak benar. 

Ustadz Abdullah Roy