Halaqah 11 ~ Penjelasan Kaidah Yang Pertama Bagian 4 | HSI NI.1

📘 Silsilah Ilmiyyah An-Nawaqidhul Islam
🔊 Halaqah 11 ~ Penjelasan Kaidah Yang Pertama Bagian 4

Halaqah yang ke-11, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Oleh karena itu seorang muslim jangan dia menunda taubat kepada Allh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, selama dia masih diberikan kesempatan dan dan nafas oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى maka hendaklah dia bersegera bertaubat kepada Allah dengan taubat yang nashuha dari segala dosa yang besar maupun dosa yang kecil.

Sebelum datang waktunya dimana tidak diterima taubat seseorang, apabila sudah datang ajal, tidak bermanfaat ucapan seseorang. تُبْتُ “Aku bertaubat kepada Allah”.

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ 

“Taubat tidak diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang melakukan (dosa-dosa) kemudian apabila sudah datang ajal kepada salah seorang diantara mereka”

قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ

Kemudian baru dia mengatakan “sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah sekarang” (An Nisa : 18)

Kalau sudah datang ajal atau kematian maka tidak akan bermanfaat taubat seseorang.

Fira'un bertaubat ketika dia sudah datang ajal, beriman dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tapi tidak diterima oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ

“Sekarang engkau bertaubat padahal sebelumnya engkau telah bermaksiat kepada Allah dan kau termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan” (Yunus : 91)

وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاء

“Dan Allah masih mengampuni”

مَا دُونَ ذَلِكَ 

“Yang lebih rendah dari itu (yang lebih rendah dari syirik)”

لِمَنْ يَشَاء 

“Bagi siapa yang dikehendaki”.

Dosa-dosa yang masih ada dibawah syirik maka diampuni oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bagi siapa yang dikehendaki oleh Allah.

● Berzina : Dosa besar
● Riba : Dosa besar
● Membunuh : Dosa besar

Tapi dia (duuna syirk) ini adalah dosa-dosa besar yang dibawah kesyirikan. Orang yang melakukannya didalam bahaya yang besar memang, akan tetapi tidak sampai kepada mengeluarkan dia dari Islam.

Orang yang melakukan dosa besar berkurang keimanannya dan semakin banyak dia melakukan dosa besar semakin banyak imannya yang berkurang dan dikhawatirkan dosa besar tersebut lama kelamaan bisa membuat dia kepada kekufuran.

Orang yang melakukan dosa besar dalam keadaan bahaya tetapi tidak sampai mengeluarkan dia dari keislaman.

وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ

“Dan masih mengampuni yang lebih bawah dari itu”.

Yang lebih rendah dari kesyirikan `bagi orang yang dikehendaki oleh Allah, Berarti disana ada orang yang dikehendaki di ampuni oleh Allah dari para pelaku dosa besar dan ada disana ada orang yang dikehendaki tidak diampuni oleh Allah, artinya harus diazab

Oleh karena itu nanti dihari kiamat ketika kaum muslimin, orang-orang yang beriman melewati jembatan As-shiroth maka ada diantara mereka yang selamat, menyebrangi Jahanam diatas jembatan As-shiroth tersebut. Ada diantara mereka yang selamat dan tidak terkena luka sedikit pun, seperti "para Nabi, para Rasul" dan ada diantara mereka yang selamat sampai kesebrang akan tetapi terdapat luka,  karena diatas jembatan As-shirath atau disekitar shirath ada besi-besi pengait yang akan menyambar orang yang diperintahkan oleh Allah untuk disambar sesuai dengan dosa yang dia lakukan, ada diantara orang-orang yang beriman yang sampai kesebrang akan tetapi dalam keadaan terluka dan ada diantara orang yang beriman yang jatuh kedalam Neraka.

Berarti orang yang jatuh kedalam Neraka inilah yang Allah kehendaki tidak diampuni, artinya Allah menghendaki untuk di azab, kalau diampuni maka Allah akan selamatkan dia diatas dari Jahanam dan diselamatkan bisa menyebrangi Jembatan As-shirath, akan tetapi Allah menghendaki sebagian pelaku dosa besar diantara orang yang beriman dihendaki untuk tidak diampuni artinya tidak diampuni harus di azab terlebih dahulu dimasukkan ke dalam Neraka diadzab sesuai dengan hak nya kemudian nanti akhirnya akan di masukan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ke dalam surga.

Setiap muslim akan masuk ke dalam surga sampai para pelaku dosa besar, tapi ada diantara mereka yang langsung dan ada diantara mereka yang di azab terlebih dahulu karena dosa yang dilakukan.

Pelaku dosa besar sebagaimana "ini adalah aqidah Ahlu Sunnah wal Jamaah di hari kiamat adalah

تحت مشيئة الله

“Dibawah kehendak Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى”.

Jika Allah menghendaki maka Allah akan mengampuni dan kalau Allah menghendaki maka Allah tidak mengampuni.

وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ

“Dan Allah masih mengampuni yang selain yang dibawah itu ”

لِمَنْ يَشَاء

“Bagi siapa yang dikehendaki oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى”

Diantara contoh kesyirikan adalah menyembelih untuk selain Allah, Menyembelih adalah ibadah, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ,لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

“Katakanlah sesungguhnya shalatku dan sembelihanku, hidup dan matiku adalah untuk Allah Rabbul ‘alamin”. (Al-An’am 162-163)

Shalatnya adalah untuk Allah, tidak boleh seseorang melakukan shalat untuk selain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

وَنُسُكِي 

Demikian pula untuk sesembelihannya (نُسُكِي) artinya sembelihan, Sebagaimana Sabda Nabi ﷺ

ٲ نسك نسيكه 

"Hendaklah engkau menyembelih sebuah sesembelihan"

“Katakanlah sesungguhnya shalatku dan sembelihanku, hidup dan matiku (لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ) hanya untuk Allah”

Tidak boleh diserahkan kepada selain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Orang yang menyerahkan sembelihan kepada selain Allah maka dia telah menyekutukan Allah didalam ibadah tersebut, demikian pula firman Allah

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Hendaklah engkau shalat untuk Rabb mu dan hendaklah engkau menyembelih untuk Rabb”.

Shalat untuk Allah (فَصَلِّ لِرَبِّكَ), Demikian pula (وَانْحَرْ)

“Hendaklah engkau menyembelih hanya untuk Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى”. (Al-Kautsar 2)

Dalam sebuah hadits, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu mengatakan

حدثن رسول الله صلى الله عليه وسلم بأربعة كلمة

“Rasulullah mengabarkan kepada dengan empat kalimat,

Yang pertama

لَعَنَ اللهُ مَن ذَبَحَ لِغَيرِ اللهِ

“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى”.

"Dilaknat oleh Allah dan di doakan oleh Rasulullah supaya orang tersebut mendapatkan laknat dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى"

Yang dimaksud dengan laknat adalah dijauhkan dari rahmat Allah, diantaranya adalah orang yang menyembelih untuk selain Allah.

Apa yang dimaksud menyembelih untuk selain Allah?

Menyembelih seekor hewan dengan tujuan bertaqarrub (mendekatkan dirinya) kepada makhluk tersebut. Kata beliau disini

كمن يذبح للجن

Seperti orang yang menyembelih dengan maksud bertaqarub dan mendekatkan diri kepada Jin 

Maka ini adalah termasuk syirik kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan Jin disini oleh manusia dinamakan dengan banyak nama, ada yang dinamakan dengan penguasa laut selatan, dinamakan dengan mbah fulan, kiyai fulan, nyai fulan, mereka semua adalah Jin. meskipun diberi nama oleh manusia dengan berbagai nama, seperti yang terjadi misalnya di negara kita.

Terkadang setiap tahun atau setiap waktu tertentu menyembelih seekor kerbau atau menyembelih seekor hewan kemudian di lempar ke laut atau dilempar ke sungai dan tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada yang menunggu dari sungai ataupun laut tersebut, supaya tidak terjadi banjir, supaya tidak memudharati orang-orang yang tinggal di sekitar sungai tersebut. maka ini adalah termasuk syirik kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan bahkan ini adalah termasuk syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari Islam membatalkan amalannya, kalau dia meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik ini maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tidak akan mengampuni dosanya.

كمن يذبح للجن أو للقبر

“Atau dia menyembelih untuk kuburan”

Maksudnya adalah untuk yang dikuburkan di tempat tersebut, meskipun yg dikuburkan adalah seorang Nabi, kalau dia menyembelih seekor hewan dengan tujuan untuk bertaqarub kepada yang dikuburkan baik itu seorang nabi atau seorang wali atau orang yang shaleh sekalipun maka ini adalah termasuk syirik

إن الله لا يغفر أن يشرك به

“Allah tidak akan mengampuni dosa syirik”

واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا

“Hendaklah kalian menyembah Allah dan janganlah menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun”

Sesuatu apapun masuk didalamnya adalah para nabi, oleh karena itu orang-orang nashrani, mereka adalah orang-orang musyrik meskipun mereka menyembah seorang Nabi sekalipun, Nabi 'Isa 'alayhissalam yang disembah oleh orang-orang nashrani adalah seorang Nabi yang mulia, bahkan termasuk Ulul azmi, termasuk 5 Nabi yang paling utama (afdhal), disembah oleh orang-orang Nashrani.

Disembah oleh orang-orang Nashrani, apakah berarti mereka bukan orang-orang yang musyrik?, kita katakan tetap orang musyrik

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ 

“Sungguh kafir orang-orang yang mengatakan bahwasanya Al-Masih (Nabi 'Isa) adalah Allah” (Al-Ma’idah 72)

Dan apa yang beliau sebutkan hanyalah sekedar contoh, disana banyak contoh-contoh kesyirikan yang tidak beliau sebutkan disini karena ini adalah kitab yang ringkas.

Ustadz Abdullah Roy