Halaqah 06 ~ Shuhuf Ibrahim | HSI 7

📘 Silsilah Ilmiyyah 7 Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
🔊 Halaqah 06 ~ Shuhuf Ibrahim

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين


Halaqah yang ke-6 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang “Shuhuf Ibrāhīm”.

Shuhuf adalah jama’ dari shahīfah (صَحِيْفَةٌ) artinya adalah sesuatu yang digunakan untuk menulis di dalamnya.

1. Shuhuf Ibrāhīm adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām.

Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:

صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى

“(Yaitu) Shuhufnya Ibrāhīm dan Mūsā.” (QS Al-A’lā: 19)

Dan Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى juga berfirman:

أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى (٣٦) وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى (٣٧

“Apakah dia belum dikabarkan dengan apa yang ada dalam Shuhuf Mūsā dan juga Ibrāhīm yang telah menyempurnakan.” (QS An-Najm: 36-37)

Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah mengisyaratkan Shuhuf Ibrāhīm ini di dalam firmanNya:

قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ

“Katakanlah oleh kalian; Kami beriman dengan Allāh dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrāhīm.” (QS Al-Baqarah: 136)

2. Shuhuf Ibrāhīm diturunkan di malam pertama di bulan Ramadhān.

Rasūlullāh ﷺ bersabda:

أنزلت صحف إبراهيم عليه السلام في أول ليلة من رمضان

“Telah diturunkan Shuhuf Ibrāhīm ‘alayhissalām pada malam yang pertama di bulan Ramadhān.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

⇒ Shuhuf ini tidak diketahui keberadaannya, namun diketahui sebagian kandungannya.

Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:

أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى (٣٦) وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى (٣٧) أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى (٣٨) وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى (٣٩) وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى (٤٠) ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى (٤١) وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى (٤٢) وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى (٤٣) وَأَنَّهُ هُوَ أَمَاتَ وَأَحْيَا (٤٤) وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى (٤٥) مِنْ نُطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى (٤٦) وَأَنَّ عَلَيْهِ النَّشْأَةَ الْأُخْرَى (٤٧) وَأَنَّهُ هُوَ أَغْنَى وَأَقْنَى (٤٨) وَأَنَّهُ هُوَ رَبُّ الشِّعْرَى (٤٩) وَأَنَّهُ أَهْلَكَ عَادًا الْأُولَى (٥٠) وَثَمُودَ فَمَا أَبْقَى (٥١) وَقَوْمَ نُوحٍ مِنْ قَبْلُ إِنَّهُمْ كَانُوا هُمْ أَظْلَمَ وَأَطْغَى (٥٢) وَالْمُؤْتَفِكَةَ أَهْوَى (٥٣) فَغَشَّاهَا مَا غَشَّى (٥٤

“Apakah belum dikabarkan kepadanya tentang apa yang ada di dalam Shuhuf Mūsa dan Ibrāhīm yang telah menyempurnakan? Yaitu bahwasanya sebuah jiwa tidak menanggung dosa jiwa yang lain. Dan bahwasanya seorang manusia tidak memiliki kecuali apa yang dia usahakan. Dan bahwasanya usaha dia akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian dibalas dengan balasan yang paling sempurna. Dan bahwasanya hanya kepada Rabbmu kesudahan. Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis. Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan. Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan wanita dari air mani yang dipancarkan. Dan bahwasanya atas-Nyalah penciptaan yang lain yaitu kebangkitan. Dan bahwasanya Dia yang memberikan kecukupan dan menjadikan ridha. Dan bahwasanya Dia adalah Rabb bagi Asy-Syi’ra (yaitu nama sebuah bintang yang disembah). Dan bahwasanya Dialah yang menghancurkan kaum ‘Ād yang pertama. Demikian pula Tsamūd. Maka Dia tidak menyisakan. Dan juga kaum Nūh sebelumnya. Sesungguhnya dahulu mereka lebih zhalim dan lebih durhaka. Dan negeri-negeri kaum Lūth yang telah Allāh hancurkan. Maka Allāh menimpakan atas negeri itu adzab besar yang menimpanya.” (QS An-Najm: 36-54)

Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى juga berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى (١٤) وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى (١٥) بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (١٦) وَالْآَخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (١٧) إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى (٨) صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى (١٩)

“Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwa dan mengingat nama Rabbnya kemudian shalat. Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia. Dan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya yang demikian ada di dalam Shuhuf yang terdahulu, yaitu Shuhuf Ibrāhīm dan Mūsa.” (QS Al-A’lā: 14-19)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Saudaramu,
Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah