Halaqah 03 ~ Wahyu | HSI 7

📘 Silsilah Ilmiyyah 7 Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
🔊 Halaqah 03 ~ Wahyu

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين


Halaqah yang ke-3 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah tentang "Wahyu"

Wahyu secara bahasa adalah pemberitahuan yang cepat dan samar. didalam Al-Quran Allah menyebutkan bahwa Allah mewahyukan Ibu Musa 'alayhis salam untuk menyusui Musa 'alayhis salam, dan Allah mewahyukan lebah untuk membuat sarang, dan Allah menyebutkan bahwa Nabi Zakaria 'alayhis salam mewahyukan kepada kaumnya dengan Isyarat, dan didalam Al-Quran Allah juga menyebutkan bahwasanya syaithan mewahyukan kepada wali-walinya. Maka ini semua adalah wahyu menurut bahasa,

Adapun secara syariat maka wahyu adalah pemberitahuan Allah kepada para Nabi-Nya dengan apa yang ingin Allah sampaikan kepada mereka baik berupa syariat atau kitab, baik dengan perantara atau tidak dengan perantara. Dan wahyu inilah yang merupakan kekhususan para Nabi. sebagaimana firman Allah

إِنَّآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ كَمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ نُوحٍ۬ وَٱلنَّبِيِّـۧنَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ‌ۚ

"Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah wahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya.... " (An-Nisa:163)

Wahyu Allah sampaikan kepada para Nabi menggunakan 3 cara :

1. Allah langsung mewahyukan ke hati yang diwahyukan.

seperti sabda Nabi ﷺ

إِنَّ رُوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوعِي أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا ، فَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ وَلا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةٍ ، فَإِنَّ اللَّهَ لا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلا بِطَاعَتِهِ

“Sesungguhnya Rūhul Qudus (Jibrīl) telah meniupkan di dalam hatiku bahwa sebuah jiwa tidak akan meninggal sampai sempurna ajalnya dan sempurna rizqinya. Maka hendaklah kalian perbaiki cara mencari rizqi kalian. Janganlah sampai salah seorang diantara kalian mencari rizqi dengan maksiat karena melihat lambatnya rizqi, karena sesungguhnya tidak dicari apa yang ada di sisi Allāh kecuali dengan keta’atan kepadaNya.” (HR Abū Nu’aim dalam Hilyatul Awliyā dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)


2. Allāh berbicara langsung dengan Nabi tersebut dari balik hijab.

Sebagaimana ketika Allāh berbicara langsung kepada Nabi Mūsā ‘alayhissalām, sebagaimana dalam firman Allāh

وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا

“Dan Allāh berbicara dengan Mūsā dengan sebenar-benar pembicaraan" (An-Nisā: 164)

3. Wahyu tersebut datang dengan perantaraan malaikat.

Sebagaimana turunnya Jibrīl membawa wahyu dari Allāh kepada para Nabi dan Rasul. Dalil 3 cara ini adalah firman Allah

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ

“Dan tidaklah Allāh berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang diwahyukan secara langsung atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allāh mengutus seorang malaikat utusan kemudian malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allāh apa yang Allah kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (Asy-Syūrā : 51)

Dan Jibril datang kepada nabi dengan membawa wahyu terkadang dengan wujudnya yang asli, terkadang datang wahyu tersebut seperti kerincingan lonceng, dan terkadang Jibril datang menjelma sebagai seorang manusia.

Al-Hārits Ibnu Hisyām radhiyallāhu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasūlullāh ﷺ

يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ ؟

“Wahai Rasūlullāh, bagaimana wahyu datang kepadamu?”

Maka Beliau ﷺ berkata:

أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ ، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي ، وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ ، وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ

“Terkadang datang wahyu kepadaku seperti suara kerincingan lonceng dan inilah yang paling berat bagiku. Kemudian suara itu pergi dan aku sudah memahami apa yang dia katakan. Dan terkadang malaikat menjelma sebagai seorang laki-laki kemudian berbicara kepadaku dan akupun memahami apa yang dia ucapkan.” (Hadits Muttafaqun ‘alayhi)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

‘Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah